• Catatan Rifqi Azis
  • Catatan Rifqi Azis
  • Catatan Rifqi Azis
  • Catatan Rifqi Azis
  • Catatan Rifqi Azis
  • Catatan Rifqi Azis
  • Catatan Rifqi Azis

Teori Trait and Factor

Saturday, October 5, 2013 Label: ,
Trait and Factor Approach menurut kamus istilah konseling dan terapi, merupakan suatu ancangan konseling dari Minnesota, dikenal pula sebagai directive-counseling atau counselor centered, memiliki pandangan dasar bahwa kepribadian manusia merupakan suatu sistem sifat dan faktor yang saling bergantung. Misalnya abilitas, minat, sikap dan temperamen; konseling bertujuan memfasilitasi perkembangan sempurna semua aspek melalui memajukan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, sehingga individu dapat mengelola diri dan lingkungan secara optimal.
Konseling dengan pendekatan “Trait and Factor” atau pendekatan rasional ini sering disebut konseling yang direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan kesulitannya, ada juga yang menyebutnya sebagai “Clinical Counseling”. Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah dikemukakan oleh para ahli dalam pendekatan ini yang kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan bahwa konseling ini benar-benar bersifat “Directive”. Akan tetapi kemudian terdapat perubahan-perubahan pendapat diantaranya mereka. Pertanyaan-pertanyaan kemudian, seperti dari Williamson, Darley, nampak tidak lagi bersifat “Directive” atau “Counselor-Centered”.
Bahwa tugas konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan diri dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. Konseling dilaksanakan dengan membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan dan keterbatasan diri; dan membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. Pada hubungan konseling, individu diharapkan mampu menghadapi, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalahnya.
Menurut Williamson (dalam Winkel, 2004), hubungan konseling merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam hubungan tatap muka, kemudian konselor bukan hanya membantu individu atas apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi konseli berkembang ke satu arah yang terbaik baginya.
Proses konseling dibagi dalam 6 tahap atau langkah utama yaitu : analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment dan follow up. Di bawah ini akan diuraikan kelima tahap tersebut.
Analisis langkah ini merupakan langkah pengumpulan data atau informasi tentang diri klien termasuk sistemnya serta lingkungannya. Pengumpulan data yang akurat, biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai metode atau teknik dan berbagai sumber.
Sintesis merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat konseli, kelemahan serta kekuatannya, dan kemampuan penyesuaian diri.
Diagnosis sebenarnya merupakan langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang dapat mengarahkan kepada permasalahannya, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat konseli yang relevan dan berpengaruh kepada proses penyesuaian diri.
Prognosis pada langkah ini konselor meramalkan tentang kemungkinan keberhasilan klien dari proses konseling, artinya meramalkan tentang hasil yang dapat dicapai oleh klien dari kegiatan-kegiatannya selama konseling, serta merumuskan bentuk bantuan yang sesuai
Treatment langkah ini merupakan inti dari pelaksanaan konseling. Usaha-usaha pada langkah ini, yakni : 1) Menciptakan atau meningkatkan hubungan baik (establishment good- rapport) antara klien-konselor, 2) Menafsirkan data yang telah ada dan mengkomunikasikan kepada klien. 3) Memberikan saran atau ide kepada klien,atau merencanakan kegiatan yang dilakukan bersama klien, 4) Membantu klien dalam melaksanakan rencana-rencana kegiatan, 5) Jika perlu, menunjukan kepada konselor atau ahli lain untuk memperoleh diagnosa atau konseling dalam masalah lain.
Follow up, mencakup bantuan kepada konseli dalam menghadapi masalah baru dengan mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. Usaha-usaha konseling yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah : 1) Apakah klien telah melaksanakan rencana-rencana yang telah dirumuskan atau belum, 2) Bagaimana keberhasilan pelaksanaan rencana itu, 3) Perubahan – perubahan apa yang perlu dibuat jika ternyata belum atau tidak berhasil, 4) Melakukan Referal jika perlu,
 
Konselor Profesional © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates | Brought to you by Cyber Template